search

Senin, 03 Desember 2012

makalah permainan anak SD


I.                   LANDASAN TEORI
A)      Teori Erikson
Bermain adalah salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak. Erikson menggambarkan perkembangan pribadi yang sehat dan bagaimana perkembangan emosi anak berhubungan dengan interaksinya di lingkungan keluarga, sekolah, dan konteks budaya tempat mereka tinggal.
Dalam teorinya, Erikson memasukkan anak usia sekolah ke dalam tahapan konflik psikososial: industry (ketekunan) versus inferiority (inferioritas). Pada tahapan ini, prakarsa anak- anak membawa mereka terlibat dalam kontak dengan pengalaman-pengalaman baru. Anak  mengalami proses dimana orientasinya adaalah berupa tujuan yang ingin dicapai. Sehingga anak akan berusaha untuk menekuni aktivitas yang dilakukannya, termasuk juga aktivitas bermain. Ketekunan yang dilakukan oleh anak adalah semata-mata karena ingin memperlihatkan bahwa ia berkompeten dalam mengerjakan suatu kegiatan dan ingin menjadi pusat perhatian. Perasaan berkompeten ini, menimbulkan kebanggaan tersendiri pada anak tersebut. Namun sebaliknya, jika anak merasa dirinya tidak berkompeten, maka perasaan inferior lah yang muncul dan dapat menimbulkan kemalasan pada diri anak tersebut.
Misalkan, si A dan si B memiliki perbedaan pendapat tentang diri mereka masing-masing. Si A merasa memiliki kemampuan & berkompeten dalam bermain bola yang bisa dibanggakan, sedangkan si B merasa tidak memiliki kemampuan & tidak berkompeten dalam bermain bola. Jika demikian, maka si A biasanya akan terus melatih keahliannya dalam bermain sepak bola dengan tekun. Adapun si B, lebih besar kemungkinannya untuk mengembangkan rasa malas untuk bermain sepak bola karena perasaan inferioritasnya.